Pengaruh Kebisingan Terhadap Status Pendengaran Pekerja Di Pt. Mata Bondu Sultra
DOI:
https://doi.org/10.63916/jese.v4i2.347Keywords:
Kebisingan, status pendengaran, ketulian akibat bisingAbstract
Pendahuluan: Pekerja industri pertambangan merupakan populasi yang berisiko mengalami ketulian akibat bising karena proses produksi menggunakan berbagai mesin yang menghasilkan bising. Paparan kebisingan secara terus menerus dapat mempengaruhi status pendengaran dan menyebabkan gangguan pendengaran yaitu ketulian.
Tujuan: dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kebisingan terhadap status pendengaran pekerja di PT. Mata Bondu Sultra.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 17 orang sebagai kelompok terpapar dan 17 orang kelompok tidak terpapar. Pengambilan data melalui pengukuran secara langsung dan kuesioner. Data dianalisis pengaruh kebisingan, umur, masa kerja dan penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT) terhadap status pendengaran pekerja dengan uji regresi logistik dan uji regresi logistik ganda.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata intensitas kebisingan pada bagian material preparation sebesar 88,5 dB dan pada bagian kantor sebesar 53 dB. Rata-rata Nilai Ambang Dengar (NAD) kelompok terpapar 31,3 dB pada telinga kiri dan 31,5 dB pada telinga kanan. Pada kelompok tidak terpapar, 22,8 dB pada telinga kiri dan 24,1 dB pada telinga kanan. Kebisingan, umur, masa kerja dan penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT) berpengaruh terhadap status pendengaran pekerja. Secara bersamaan, kebisingan berpengaruh lebih kuat terhadap status pendengaran pekerja daripada umur, masa kerja dan penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT) dan secara statistik bermakna (p=0,008) dengan koefisien β tertinggi (β=3,485).
Saran: adapun saran yang diberikan pada PT. Mata Bondu Sultra adalah mengoptimalkan pengawasan terhadap penggunaan dan perawatan Alat Pelindung Telinga (APT) pada pekerja sehingga dapat efektif mengurangi paparan kebisingan yang diterima.
References
Buchari (2007) „Kebisingan‟, in Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program. Medan: Universitas Sumatera Utara, pp. 1–19.
ILO Encyclopaedia of Occupational Health and Safety (2011) 47. Noise, Part VI. General Hazards. Available at: http://www.iloencyclopaedia.org/contents/part-vi- 16255/noise (Accessed: 26 July 2018).
Institution of Occupational Safety and Health (2018) Noise, Occupational Health Toolkit.
International Labour Organization (2013) Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sarana untuk Produktivitas. Jakarta.
Jamal, A. et al. (2016) „Noise Induced Hearing Loss and Its Determinants in Workers of an Automobile Manufacturing Unit in Karachi, Pakistan‟, Madridge Journal of Otorhinolaryngology, 1(1), pp. 1–11.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2016) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Indonesia.
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (2018) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Indonesia.
Mostaghaci, M. et al. (2013) „Effect of Workplace Noise on Hearing Ability in Tile and Ceramic Industry Workers in Iran: A 2-Year Follow-Up Study‟, The Scientific World Journal, 2013, p. 923731.
Mukono (2011) Aspek Kesehatan Pencemaran Udara. Surabaya: Airlangga University Press. National Institute for Occupational Safety and Health (2018) Occupational Hearing Loss (OHL) Surveillance, OHL. Available at: https://www.cdc.gov/niosh/topics/ohl/overall.html (Accessed: 10 September 2018).
National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (2016) NIDCD Fact Sheet: Noise-Induced Hearing Loss. Maryland: National Institute on Deafness and Other Communication Disorders.
Rasoul, G. M. A. et al. (2017) „Respiratory and Auditory Disorders in a Ceramic Manufacturing Factory (Queisna City, Menoufia Governorate)‟, Menoufia Medical Journal, 30(2), pp. 595–601.
Soedirman and Suma‟mur (2014) Kesehatan Kerja (Dalam Perspektif Hiperkes & Keselamatan Kerja). Jakarta: Erlangga.
Soepardi, E. A. et al. (2007) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Soeripto (2008) Higiene Industri. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tarwaka (2008) Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka (2015) Ergonomi Industri, Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Revisi Edi. Surakarta: Harapan Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Journal of Environmental and Safety Engineering

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.